Kejadian Tanah Longsor di Indonesia: Data, Penyebab, dan Mitigasi

Infografis Kejadian Tanah Longsor di Indonesia 2018-2023 menurut BPS dan BNPB
Infografis Kejadian Tanah Longsor di Indonesia 2018-2023 | sumber: Nusantara Geosains Institut

Apa Itu Longsor?

Longsor atau tanah longsor adalah peristiwa pergerakan massa tanah, batuan, atau material campuran lainnya dari lereng yang umumnya terjadi secara tiba-tiba dan tergolong sebagai fenomena geologi. Peristiwa ini sering kali terjadi pada musim hujan, ketika curah hujan tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan relatif kehilangan kestabilan. Longsor bisa menimbulkan dampak serius bagi manusia dan lingkungan, seperti kerusakan infrastruktur, terganggunya akses jalan, tercemarnya sumber air, hingga adanya korban jiwa. Kejadian tanah longsor sering terjadi pada banyak tempat di Indonesia, terutama di daerah dengan lereng curam atau terjal.

Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat telah terjadi 591 hingga 1.326 kali kejadian tanah longsor tiap tahunnya selama 2018 – 2023 di Indonesia. Daerah di Indonesia yang paling sering mengalami tanah longsor adalah Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dalam kurun waktu 4 bulan di awal tahun 2025 ini pun telah terjadi beberapa bencana longsor di berbagai daerah di Indonesia seperti tanah longsor di Pekalongan, Bogor, Bali, Bima, Mojokerto, Ciamis dan daerah lainnya. 

Penyebab Kejadian Tanah Longsor

Curah Hujan Tinggi

Curah hujan yang tinggi umumnya menjadi penyebab utama longsor di berbagai daerah, terutama di wilayah dengan lereng curam. Air hujan yang meresap ke dalam tanah akan meningkatkan berat tanah dan menurunkan kohesi antar partikel. Jika volume air yang masuk melebihi daya serap tanah, maka kestabilan lereng akan terganggu dan bisa menyebabkan tanah longsor.


Kemiringan Lereng yang Terjal

Lereng yang curam atau memiliki kemiringan tajam memiliki potensi longsor yang lebih tinggi karena memperbesar gaya dorong. Gaya gravitasi yang bekerja pada massa tanah di lereng terjal membuat material lebih mudah meluncur ke bawah, apalagi jika diperparah dengan kondisi tanah yang gembur atau jenuh air.


Jenis Tanah yang Mudah Jenuh Air

Beberapa jenis tanah, seperti tanah lempung, memiliki kemampuan menyimpan air yang tinggi. Ketika jenuh air, tanah akan kehilangan kekuatannya dan berubah menjadi licin, sehingga mudah bergerak dan menyebabkan longsor, terutama di daerah perbukitan atau pegunungan.


Penggundulan Hutan

Penggundulan hutan atau deforestasi dapat berkontribusi pada risiko longsor. Akar pohon berperan penting dalam mengikat tanah dan menjaga kestabilan lereng. Jika pohon ditebang, tanah akan kehilangan penopang dan menjadi lebih rentan longsor.


Getaran atau Guncangan

Guncangan akibat gempa bumi, ledakan, atau kegiatan alat berat di dekat lereng juga dapat memicu pergerakan tanah. Getaran tersebut dapat menyebabkan rekahan dan retakan pada struktur tanah, yang kemudian memicu longsor, terutama jika tanah dalam kondisi jenuh air.


Penggunaan Lahan yang Tidak Sesuai

Pembangunan infrastruktur seperti rumah, jalan, atau gedung di lereng tanpa memperhatikan kondisi kelerengan dan sistem drainase yang memadai dapat memicu terjadinya longsor. Aktivitas ini sering kali memperparah kondisi tanah dan menyebabkan ketidakseimbangan pada struktur lereng. Kegiatan lain seperti penambangan dan penggalian tanah juga bisa menyebabkan terjadinya tanah longsor.


 

Mitigasi Bencana Longsor

Sebelum Longsor Terjadi

Beberapa upaya pencegahan longsor yang efektif antara lain:

  • Menanam vegetasi berakar kuat untuk memperkuat struktur tanah di lereng.
  • Melestarikan hutan dan menghindari penebangan pohon secara masif di daerah rawan longsor.
    Membangun saluran drainase yang baik untuk mengalirkan air hujan agar tidak terakumulasi di wilayah lereng.
  • Memetakan Daerah Rawan Longsor dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis.
  • Menaati rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan tidak mendirikan bangunan di zona rawan bencana longsor.

     

Saat Longsor Terjadi

Ketika longsor mulai terjadi atau tanda-tandanya mulai terlihat (seperti retakan tanah, suara gemuruh, atau pohon/bangunan miring), lakukan hal berikut:

  • Segera evakuasi menuju tempat yang lebih aman dan jauh dari lereng.
  • Hindari area berisiko seperti tebing, lereng curam, atau bantaran sungai yang meluap.
  • Update terhadap informasi resmi dari BNPB dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), BMKG, atau pemangku kebijakan setempat untuk arahan dan peringatan dini.

     

Setelah Longsor

Setelah peristiwa longsor terjadi, lakukan penanggulangan sebagai berikut:

  • Laporkan kejadian longsor agar tindakan cepat bisa dilakukan.
  • Jangan kembali ke area longsor yang berada di sekitar lereng sebelum selesainya tindakan pasca bencana longsor oleh pihak berwenang.
  • Lakukan evaluasi lingkungan termasuk struktur tanah dan kondisi vegetasi, untuk mengantisipasi longsor susulan.

 

MAU BELAJAR PEMETAAN KERENTANAN TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN QGIS?

1 thought on “Kejadian Tanah Longsor di Indonesia: Data, Penyebab, dan Mitigasi”

Leave a Comment

Shopping Cart
Scroll to Top
Open Chat
Butuh Bantuan?
Hallo 👋 Mimin disini.
Ada yang bisa kami bantu?