
Arus Lintas Indonesia (Arlindo), atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Indonesian Throughflow (ITF), merupakan satu-satunya jalur laut tropis yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Arus ini memainkan peran vital dalam distribusi panas global, pola sirkulasi termohalin, dan dinamika iklim regional hingga global. Artikel ini membahas mekanisme terbentuknya Arlindo, perannya dalam sistem iklim dunia, pengaruhnya terhadap produktivitas laut Indonesia, serta tantangan riset dan konservasi di era perubahan iklim.
Mekanisme Terbentuknya Arlindo dan Rute Masuk Perairan Indonesia
Arlindo terbentuk akibat adanya perbedaan tekanan antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. tinggi muka laut antara Pasifik barat (lebih tinggi) dan Samudra Hindia (lebih rendah). Dalam keadaan normal, di atas Pasifik bertiup angin pasat tenggara sepanjang tahun. Tenaga gesekan angin ini bcrfungsi mendorong massa air Pasifik ke arah barat. sehingga terjadilah “penumpukan” massa air di Pasifik bagian barat yang berada dekat dengan Indonesia. Sebagai akibat terjadinya perbedaan tinggi permukaan air antara Pasifik bagian barat dengan Samudera Hindia yang berada di selatan Indonesia. Ini menciptakan pergerakan air dari timur ke barat melalui berbagai selat sempit di Indonesia, seperti Selat Makassar, Lombok, Ombai, dan Timor.
Sistem arus tersebut bergerak sepanjang batas barat (western boundary) dan dikenal juga dengan nama Western Boundary Current (WBC) di selatan Samudera Pasifik kemudian melintasi ekuator menjadi Arlindo. Perpindahan massa air tersebut dikenal dengan nama low latitude western boundary current (LLWBCs). Arus LLWBCs masuk ke Indonesia melalui Selat Makassar berasal dari Arus Mindanao di tepi timur Filipina, yang membawa massa air North Pacific Intermediate Water (NPIW) dan North Pacific subtropical Water (NPSW). Massa air NPSW menyebar dengan ciri salinitas maksimum pada lapisan termoklin. Massa air ini dibawa arus North Equatorial Current dari Pasifik kearah barat, kemudian NEC mengalami percabangan, ke arah utara menjadi sumber Arus Kuroshio, dan ke arah selatan menjadi Arus jet Mindanao, dimana sebagian cabang arus ini bergerak ke arah selatan dan masuk ke Laut Sulawesi dan berlanjut ke Selat Makassar.
Peran Arlindo dalam Iklim Global
Peran Arlindo dalam dinamika iklim global sangat signifikan. Arus ini membawa air laut hangat dari wilayah tropis Pasifik ke Samudra Hindia, membantu menyeimbangkan distribusi panas di antara dua samudra tersebut. Proses ini berdampak langsung terhadap fenomena iklim global seperti El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD), serta sistem monsun yang menentukan pola curah hujan di Asia Tenggara dan Australia (Feng et al., 2011). Selain itu, Arlindo berkontribusi dalam sistem sirkulasi termohalin global yang dikenal sebagai global scale oceanic belt, yakni sirkulasi besar laut dunia yang mengatur distribusi panas dan salinitas. Dengan mengalirkan air segar dari Pasifik ke Hindia, Arlindo menjadi penghubung penting dalam jaringan sirkulasi ini dan menjaga stabilitas iklim bumi secara keseluruhan
Dampaknya terhadap Ekosistem Laut Indonesia
Arlindo membawa massa air dengan kandungan oksigen dan nutrien yang menambah kompleksnya proses fisis yang terjadi di Perairan Indonesia di beberapa wilayah. Sebagai contoh adalah proses mixing/percampuran dua massa air yang berbeda, upwelling, downwelling dan sebagainya. Proses-proses tersebut membawa pengaruh luas, tidak saja bagi bidang oseanografi, tetapi juga bagi bidang bidang lain seperti perikanan, cuaca/iklim serta lingkungan laut dan pantai. Hal ini mampu meningkatkan produktivitas primer dan membuat kawasan ini kaya perikanan. Selain itu, kompleksitas arus ini berperan penting dalam mendistribusikan larva biota laut, termasuk karang dan ikan, yang berkontribusi pada tingginya keanekaragaman hayati di wilayah ini. Perairan Indonesia merupakan bagian dari Coral Triangle, pusat biodiversitas laut dunia, dan Arlindo berperan dalam menjaga konektivitas ekologis antar habitat seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove
Ancaman dan Tantangan Masa Kini
Seiring dengan meningkatnya tekanan lingkungan dan perubahan iklim, Arlindo juga menghadapi sejumlah tantangan serius. Perubahan suhu global dapat memengaruhi intensitas dan pola alirannya. Model iklim menunjukkan kemungkinan bahwa Arlindo dapat melemah di masa depan akibat peningkatan suhu laut dan mencairnya es kutub, yang akan berdampak besar pada pola sirkulasi global dan sistem iklim tropis (Hu & Meehl, 2005). Selain itu, aktivitas manusia di pesisir seperti reklamasi, penangkapan ikan berlebih, dan polusi laut—terutama mikroplastik—dapat menurunkan kualitas perairan yang dilalui oleh Arlindo. Ironisnya, arus ini juga bisa menyebarkan polutan tersebut ke berbagai wilayah perairan Indonesia, memperparah degradasi lingkungan laut.
Arus Lintas Indonesia adalah arus laut tropis yang unik dan sangat penting, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi dunia. Ia berperan dalam menghubungkan samudra, mendistribusikan panas dan nutrien, mendukung keanekaragaman hayati, dan mengatur iklim global. Dengan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, pemahaman terhadap Arlindo menjadi semakin krusial. Oleh karena itu, investasi dalam riset, konservasi, dan kebijakan kelautan berbasis ilmu pengetahuan perlu terus didorong untuk memastikan Arlindo tetap menjadi penjaga stabilitas laut tropis dan kehidupan yang bergantung padanya.