Mengenal Lamun dan Perannya bagi Lingkungan

Moluska (cuttlefish) yang memanfaatkan lamun sebagai habitat yang menyediakan tempat mencari makan, bertelur, atau tumbuh
Moluska (cuttlefish) yang memanfaatkan lamun sebagai habitat yang menyediakan tempat mencari makan, bertelur, atau tumbuh | sumber: Pexels/Pawel Kalisinski

Apa itu lamun?

Lamun merupakan bagian penting dari ekosistem pesisir yang belum banyak dikenal masyarakat, tak jarang dianggap sebagai rumput laut bagi masyarakat awam. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang hidup dan tumbuh di bawah permukaan laut, terutama di perairan dangkal yang masih bisa ditembus cahaya. Berbeda dengan makroalga, lamun memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta mampu berkembang biak secara generatif dan vegetatif. Lamun umumnya tumbuh membentuk hamparan padang lamun yang luas di dasar laut.

Habitat lamun meliputi perairan dangkal yang tersebar luas di wilayah subtropis dan tropis, termasuk di wilayah perairan Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Beberapa jenis lamun yang umum ditemukan di Indonesia antara lain Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, dan Cymodocea rotundata.

Apa perbedaan lamun (seagrass) dan rumput laut (seaweed)?

Lamun (seagrass) dan rumput laut (seaweed) merupakan dua jenis yang berbeda. Lamun adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang memiliki struktur tubuh sejati berupa akar, batang, dan daun. Lamun berkembang biak melalui bunga dan biji (secara generatif) atau dapat menggunakan stolon (secara vegetatif). Lamun tumbuh di dasar laut dan seluruh bagian tubuhnya terendam oleh air laut, meskipun pada beberapa lokasi, ketika terjadi air surut maka lamun tidak terendam air. Sementara itu, rumput laut tergolong sebagai alga (protista) yang tidak memiliki akar, batang, maupun daun sejati, karena tubuhnya hanya terdiri atas talus. Rumput laut berkembang biak dengan spora atau fragmentasi dan dapat tumbuh menempel pada batuan atau terapung di perairan. Perbedaan inilah yang membuat keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam ekosistem laut.

Fungsi dan Manfaat Lamun

Padang lamun memiliki berbagai fungsi ekologis yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem laut. Salah satu peran utamanya adalah menstabilkan dasar laut, di mana akar lamun membantu mengikat sedimen sehingga mencegah terjadinya erosi. Padang lamun juga menjadi habitat penting, serta tempat pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota laut seperti ikan, moluska, dan invertebrata lainnya. Kehadiran lamun menyediakan tempat berlindung dan sumber makanan bagi organisme-organisme tersebut. Tak hanya itu, lamun juga berperan dalam menyaring air laut dengan menangkap partikel tersuspensi, sehingga membantu menjaga kejernihan dan kualitas perairan pesisir.

Selain memberikan manfaat ekologis, lamun juga memiliki nilai ekonomi dan sosial bagi manusia. Ekosistem lamun dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan kecil yang bergantung pada keberadaan biota laut seperti ikan, kerang, dan komoditas perikanan lainnya. Padang lamun juga berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari, terutama untuk aktivitas snorkeling dan wisata berbasis edukasi. Selain itu, lamun merupakan objek penting dalam bidang penelitian dan pendidikan, khususnya dalam studi ekologi laut, konservasi keanekaragaman hayati, upaya pelestarian lingkungan pesisir, serta keberadaannya sebagai salah satu ekosistem blue carbon, selain ekosistem mangrove

Ekosistem Lamun sebagai Ekosistem Blue Carbon

Ekosistem lamun termasuk dalam kategori blue carbon, karbon yang disimpan oleh ekosistem laut. Lamun mampu menyerap dan menyimpan karbon dioksida dalam jumlah besar melalui proses fotosintesis, dan menyimpannya dalam biomassa, serta substrat sedimen dalam rentang waktu yang lama. Hal ini membuat padang lamun berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Peran GIS dalam Pengelolaan Ekosistem Lamun

Teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) memegang peranan penting dalam pemetaan, pemantauan, dan pengelolaan ekosistem lamun secara efektif. Dengan memanfaatkan GIS, sebaran padang lamun dapat dipetakan secara spasial dengan tingkat akurasi yang tinggi, memungkinkan identifikasi lokasi-lokasi strategis untuk perlindungan atau pemanfaatan berkelanjutan ekosistem padang lamun. 

Selain itu, GIS memungkinkan pemantauan perubahan tutupan lamun dari waktu ke waktu melalui analisis data citra satelit, sehingga tren degradasi atau pemulihan ekosistem dapat terpantau. Pemanfaatan foto udara yang diperoleh dari UAV juga bisa menjadi solusi efisien dalam pemetaan luasan lamun.

 BELAJAR PEMETAAN PERAIRAN LAUT DANGKAL DI NGI!

Leave a Comment

Shopping Cart
Scroll to Top
Butuh Bantuan?